VIVAnews - Badan
Antariksa Amerika Serikat, NASA, berhasil mengabadikan tahap awal
'serangan' hujan meteor melalui 12 kamera All Sky Fireball yang tersebar
di enam lokasi di negara itu.
Mengutip Space.com, Rabu 13
Agustus 2014, video mampu menangkap hujan meteor Perseid awal. Bill
Cooke dari Kantor Lingkungan Meteoroid (MEO) NASA di Alabama mengatakan
video mampu menangkap hujan 110 meteor Perseid.
Ilmuwan MEO sebelumnya sudah
menghitung dan memperkirakan lintasan tiap meteor yang terdeteksi. Data
itu akan membantu ilmuwan menyortir mana saja meteor Perseid dan
seberapa tinggi meteor Perseid itu terbakar di atmosfer.
Kamera All-sky Fireball NASA
mendeteksi meteor-meteor yang terangnya melebihi terang Mars. Bahkan
video kamera mampu menangkap bagian bola api yang bercahaya di langit
belahan bumi bagian utara. Salah satu foto yang ditangkap yaitu bola
api meteor Perseid yang tenga terbakar di Chickamauga, Georgia, AS.
"Perseid merupakan salah satu hujan
meteor terbaik tahun ini, hanya dapat disaingi oleh hujan meteor
Geminid," ujar Cooke akhir tahun lalu saat menyaksikan hujan meteor
tahunan yang lain.
Disebutkan puing-puing meteor Perseid
yang terbakar dan menciptakan efek cahaya kilau di langit itu sejatinya
berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Komet itu mengorbiti Matahari
selama 133 tahun sekali.
Komet Swift-Tuttle ditemukan pada 1862
oleh Lewis Swift dan Horace Tuttle. Ukuran komet itu cukup besar
dengan inti sel (nukleus) berukuran panjang 26 kilometer, atau dua kali
lebih besar ketimbang komet yang dipercaya pernah menghantam Bumi dan
memusnahkan dinosaurus.
Sedangkan teori meteor perseid berasal
dari komet Swift-Tuttle dikemukakan pada 1865 oleh Giovanni
Schiaparelli. Komet Swift-Tuttle terakhi kali berkunjung ke dalam
sistem tata surya pada 1992.
Untuk diketahui penangkapan gambar
meteor Perseid ini hanyalah pada tahap awal saja. Sayangnya cuaca
mendung di sebagian wilayah Amerika Serikat, membuat kamera NASA tak
maksimal untuk merekam hujan meteor. (ita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar